Nama : Poetry Firstariana
Kelas : 3DD01
NPM : 35210346
PERENCANAAN DAN MANAJEMEN
STRATEGIS RITEL
a.Pemahaman tentang Saluran
pemasaran
1.
Saluran
pemasaran adalah serangkaian organisasi yang saling tergantung yang terlibat
dalam proses untuk menjadikan suatu produk atau jasa siap untuk digunakan atau
dikonsumsi,produk yang telah dihasilkan 'harus terjual kepada konsumen atau
pemakai akhir agar produsen mendapatkan keuntungan finansial.Produsen
menyalurkan produknya sampai ke konsumen menggunakan saluran pemasaran.
2.
Saluran
pemasaran biasanya melibatkan pihak-pihak: produsen,perantara,dan konsumen
akhir atau pemakai industri,terdapat banyak macam perantara yang dapat
digunakan produsen untuk menyalurkan produknya,salah satunya adalah pengecer
(retailer) atau usaha eceran (bisnis ritel).Bisnis ritel atau perdagangan
eceran dapat diklasifikasikan berdasarkan ukuran, kepemilikan,operasional,dan
sebagainya.
3.
Sedangkan
saluran pemasaran dapat dibagi dalam beberapa tingkatan sesuai banyak
sedikitnya perantara.
Bisnis ritel mempunyai fungsi sebagai perantara dalam
saluran pemasaran dan fungsi-fungsi dalam hal informasi,promosi,negosiasi,pemesanan,pembiayaan,pengambilan
risiko,pemilikan fisik,pembayaran dan hak milik.Peran bisnis ritel dalam saluran
pemasaran bagi produsen mencakup pada produk,pendanaan,iklan dan
promosi,konsumen,dan pesaing.
b.Pemahaman
tentang Perilaku Konsumen
Dalam pengertian bisnis ritel ini,
barang yang dijual disalurkan langsung kepada konsumen. Konsumen yang dimaksud
dalam pengertian ini adalah diri pribadi, keluarga, maupun rumah tangga. Proses
yang terjadi dalam bisnis ritel ini mencakup berbagai kegiatan sehingga
transaksi antara pedagang dan pembeli terjadi.
Dalam hal ini, terdapat unsur yang
mesti ada dalam kegiatan bisnis ritel, yaitu meliputi product (barang atau jasa), price
(harga), place (tempat atau lokasi
penjualan), dan promotion atau
promosi. Hal ini tentu saja berbeda dengan bisnis grosir dimana pengusaha
membeli barang dalam jumlah besar, dan menyalurkannya lagi kepada peritel.
Bisnis grosir biasanya dijalankan oleh pengecer karena kemampuan modalnya yang
cukup besar.
Selain itu, juga terdapat mata
rantai yang cukup panjang pada penyaluran barang dalam bisnis ritel dan
melibatkan banyak pihak didalamnya, seperti distributor dan agen. Dalam mata
rantai ini, pedagang perantara atau agen berperan dan mengambil peran atau
tugas distributor untuk menyalurkan barang dari produsen. Selanjutnya agen
menyalurkannya kepada pengecer atau peritel yang menjalankan bisnis ritel agar
menjualnya lagi kepada konsumen akhir. Namun dalam prakteknya, mata rantai
bisnis tak selalu berjalan seperti itu. Pedagang grosir, ada yang kemudian
merangkap dengan membuka bisnis ritel dengan menjual barang atau produk
langsung kepada konsumen.
Hal ini bisa terjadi karena adanya
peluang ataupun keuntungan bisnis yang terbuka. Meskipun bisnis ritel
menyediakan berbagai peluang yang cukup menggiurkan, namun bisnis ini tak bisa
dijalankan hanya dengan memahami pengertian bisnis ritel. Kemampuan lain yang
harus dikuasai adalah manajemen usaha yang kuat, masalah layanan, dan kepekaan
bisnis. Apalagi perilaku konsumen dalam bisns ritel tidak mudah ditebak, bahkan
sering berubah. Hanya karena perbedaan harga yang sedikit atau kecewa dengan
tukang parkir, konsumen bisa dengan mudah berpindah ke toko lain.
c.Pemahaman
tentang Perilaku Pesaing
Bisnis ritel merupakan salah satu
usaha yang memiliki prospek cukup baik.Terutama jika mengamati jumlah populasi
penduduk Indonesia pada tahun 2010 yang diperkirakan mencapai kurang lebih 220
juta jiwa.rasio keberadaan ritel khusunya ritel modern apabila diabdingkan
dengan total penduduk Indonesia masih menunjukkan kesenjangan yang cukup besar.
Keberadaan ritel-ritel tradisional
memang masih cukup diperlukan dalam konteks melayani segmen ekonomi bawah.Namun
kemajuan teknoligi dan tuntutan kebutuhan konsumen yang terus meningkat menjadi
pendorong adanya perubahan orientasi bisnis bisnis ritel.Jika pada awalnya
banyak bisnis ritel yang cukup dikelola secara tradisional, tanpa dukungan
teknologi yang memadai, tanpa pendekatan manajemen modern dan tanpa berfokus
pada kenyamanan dan keinginan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan.
Pergeseran pola perilaku belanja
pelangan yang terdeteksi dari sejumlah studi yang dilakukan menunjukkan bahwa
aktivitas belanja pelanggan tidak hanya dalam upaya untuk memenuhi kebutuhan
akan barang-barang keperluan hidup, namun lebih mengarah pada terpenuhinya kebutuhan
untuk berekreasi dan berelasi. Kondisi inilah yang mendorong bisnis ritel
tardisional mulai harus peka menaggapi kebutuhan pelanggan yang belum terpenuhi
jika mereka ingin tetap bertahan hidup dalam lingkungan persaingan bisnis ritel
yang semakin tajam.
Bekal pemahaman terhadap konsep-konsep pengelolaan ritel modern sangat penting untuk dipahami, mengingat kegagalan dalam pengelolaan akan menumbulkan resiko kerugian yang cukup besar. Sedangkan jika seorang pelaku bisnis ritel tetap bertahan dengan pengelolaan ritel secara tradisional tidak memungkinkan untuk memiliki keunggulan kompetitif yang berkelanjutan bila dihadapkan dengan semakin banyaknya ritel-ritel modern yang dikelola dengan modal yang cukup besar maupun terjadinya perubahan pola belanja konsumen yang mempunyai konsekuensi terhadap berubahnya kebutuhan mereka terhadap keberadaan sebuah ritel seperti yang telah dijelaskan diatas.
Bekal pemahaman terhadap konsep-konsep pengelolaan ritel modern sangat penting untuk dipahami, mengingat kegagalan dalam pengelolaan akan menumbulkan resiko kerugian yang cukup besar. Sedangkan jika seorang pelaku bisnis ritel tetap bertahan dengan pengelolaan ritel secara tradisional tidak memungkinkan untuk memiliki keunggulan kompetitif yang berkelanjutan bila dihadapkan dengan semakin banyaknya ritel-ritel modern yang dikelola dengan modal yang cukup besar maupun terjadinya perubahan pola belanja konsumen yang mempunyai konsekuensi terhadap berubahnya kebutuhan mereka terhadap keberadaan sebuah ritel seperti yang telah dijelaskan diatas.
Pengelolaan ritel modern skala besar
dan kecil membutuhkan kesiapan pengelola dalam arti Sumber Daya Manusia (SDM) yang
memiliki pengetahuan, ketrampilan (baik soft maupun hard skill)dalam hal
manajerial ritel modern dan sekaligus kepekaan dalam melihat peluang agar dapat
memiliki kompetensi untuk bertahan dalam bisnis ritel (continous competitive
advantage).
Sasaran Pasar dalam membuka bisnis ritel adalah:
Sasaran Pasar dalam membuka bisnis ritel adalah:
1. Para pengusaha kecil dan menengah
yang berkeinginan terjun dalam bisnis ritel sebagai :
a. Pemula dalam bisnis ritel modern
skala kecil dan menengah secara mandiri
Tenaga yang akan bergabung dala operasional perusahaan ritel modern skala kecil dan menengah
Tenaga yang akan bergabung dala operasional perusahaan ritel modern skala kecil dan menengah
b. Pelaku bisnis ritel tardisional
kecil dan menengah yang berkeinginan untuk mengembangkan diri
c. Tenaga yang akan bergabung dalam
manajerial perusahaan ritel modern skala kecil dan menengah pada tingkatan
supervisor/penyelia
2. Para pengusaha ritel tradisional
kecil dan menengah yang menjadi binaan suatu lembaga/institusi/organisasi
lembaga swadaya masyarakat.
Bidang Kompetensi Pelatihan, penelitian dan konsultasi dalam bidang Manajemen Ritel, meliputi:
1. Perencanaan Bisnis Ritel (Retail Business Plan)
2. Audit Ritel Manajemen
3. Perencanaan dan Penyusunan Strategi Pemasaran Ritel
4. Pengelolaan Barang Dagangan (Merchandise Management)
5. Pengelolaan Operasional Toko (Store Operation) Kiat Sukses Mengeloal Ritel Modern Skala Menengah dan Kecil (memulai dan mampu bertahan dalam era kompetisi)
6. Pergeseran Paradigma Pengelolaan Ritel Tradisional menuju Paradigma Ritel Modern
7. Analisis Perilaku Belanja Konsumen
8. Retail Mix (Bauran Ritel)
9. Pengelolaan Loss Prevention
10. Studi Kelayakan Bisnis Ritel
Bidang Kompetensi Pelatihan, penelitian dan konsultasi dalam bidang Manajemen Ritel, meliputi:
1. Perencanaan Bisnis Ritel (Retail Business Plan)
2. Audit Ritel Manajemen
3. Perencanaan dan Penyusunan Strategi Pemasaran Ritel
4. Pengelolaan Barang Dagangan (Merchandise Management)
5. Pengelolaan Operasional Toko (Store Operation) Kiat Sukses Mengeloal Ritel Modern Skala Menengah dan Kecil (memulai dan mampu bertahan dalam era kompetisi)
6. Pergeseran Paradigma Pengelolaan Ritel Tradisional menuju Paradigma Ritel Modern
7. Analisis Perilaku Belanja Konsumen
8. Retail Mix (Bauran Ritel)
9. Pengelolaan Loss Prevention
10. Studi Kelayakan Bisnis Ritel
d.
Pemahaman tentang Lingkungan
Sosial,ekonomi,
dan Teknologi
Lingkungan eksternal adalah semua
elemen di luar organisasi yang relevan untuk operasi. Unsur-unsur di luar
organisasi sulit dikendalikan namun berpengaruh terhadap organisasi. Organisasi
tidak dapat berdiri sendiri atau memenuhi kebutuhannya sendiri. Organisasi
mengambil input seperti bahan baku , uang, tenaga kerja dan energi dari
lingkungan eksternal yang mengubahnya menjadi produk atau jasa sebagai output.
Lingkungan eksternal dibagi menjadi dua yaitu lingkungan khusus dan lingkungan
umum.
· e.Pemahaman
tentang lingkungan secara umum
Elemen-elemen
lingkungan umum meliputi sosial budaya, hukum, ekonomi, politik, dan teknologi.
Variabel sosial antara lain demografik, gaya hidup dan nilai-nilai sosial.
Variabel sosial budaya berkaitan dengan etika, benar-salah, dan tugas-wajib.
Perkembangan penduduk, angkatan kerja, struktur kerja partisipasi kerja dan
pendidikan mempengaruhi nilai-nilai sosial budaya.
Demografik
atau keadaan penduduk pada suatu wilayah seperti bertambahnya usia angkatan
kerja. Hal ini membawa perubahan bagi organisasi karena mempengaruhi besarnya
pasokan tenaga kerja. Demografik juga membentuk pasar untuk beraneka produk
yang disebabkan oleh baby boomers atau ledakan bayi.
Gaya
hidup juga membawa pengaruh terhadap organisasi. Sebagai contoh meningkatnya
pola hidup konsumtif masyarakat perkotaan mendorong mereka untuk membeli
barang-barang yang bermerk dan selalu up to date. Hal ini mendorong
organisasi untuk lebih menghasilkan produk mutu dan kualitas produknya.
Faktor
nilai-nilai sosial antara satu negara dengan negara lainnya berbeda. Misalnya
di negara Jepang banyak orang bekerja pada suatu perusahaan untuk seumur hidupnya.
Ini berbeda dengan sebagian besar negara-negara lain dimana masyarakatnya
sering berpindah-pindah pekerjaan dalam jangka pendek. Struktur organisasi di
Perancis lebih kaku daripada organisasi di Jepang atau Amerika. Di Jerman hak
pekerja dan serikat pekerja dijamin oleh Undang-Undang dan karyawannya disebut
sebagai mitra sosial, dan memiliki upah lebih besar daripada di Amerika
Serikat.
Secara
umum kondisi ekonomi turut menentukan keberhasilan organisasi. Variabel ekonomi
yaitu, kondisi ekonomi pada umumnya yang mempengaruhi aktivitas sebuah
organisasi. Variabel ekonomi seperti upah, harga yang ditetapkan oleh pemasok
dan pesaing serta kebijakan fiskal pemerintah mempengaruhi biaya produksi
barang atau penawaran jasa dan kondisi pasar. Indikator ekonomi mengukur
pendapatan, tabungan, investasi, harga, upah, produktivitas, lapangan kerja,
aktivitas pemerintah serta transaksi internasional.
Variabel
politik yaitu berbagai faktor yang mungkin mempengaruhi aktivitas suatu organisasi
sebagai hasil dari proses atau iklim politik. Proses politik mencakup
persaingan antar kelompok dengan kepentingan yang berbeda, yang masing-masing
mencari peluang untuk mencapai sasarannya sendiri. Seiring dengan tuntutan
masyarakat terhadap praktik bisnis yang tidak benar, pemerintah hendaknya
menjadi kekuatan politik yang mewakili masyarakat melalui deregulasi,
debirokratisasi, dan dekonsentrasi.
Variabel
teknologi meliputi perkembangan baru dalam produk atau proses serta pengetahuan
seperti fisika yang mempengaruhi aktivitas organisasi. Teknologi dapat mengubah
segala sesuatu secara cepat dan adakalanya masyarakat tidak siap atau belum
siap akan perubahan teknologi. Inovasi dalam bidang komputerisasi, robot,
bioteknologi dan sumber daya alam lainnya mempengaruhi produktivitas
masyarakat.
Dari
penjelasan di atas jelas bahwa lingkungan organisasi tidak statis. Manajemen
organisasi bertanggung jawab untuk mengidentifikasi kesempatan agar berkembang.
Lingkungan luar organisasi dapat menentukan keberhasilan
organisasi/lembaga/badan usaha.
Untuk
mengidentifikasi perubahan lingkungan di luar organisasi, manajer perlu
memonitor lingkungan umum. Sebagai contoh, manajer perlu mengurangi produksi
barang mewah bila melihat adanya kecenderungan penurunan pengeluaran secara
umum dari konsumennya.
Organisasi
mendapatkan informasi tentang keadaan lingkungan umum dari berbagai sumber,
seperti dari hubungan informal dalam industri, manajer organisasi lain, data
dari dalam organisasi, laporan dan statistik pemerintah, jurnal atau majalah
ekonomi, serta data-data dari internet.
Hal - hal penting yang harus diperhatikan dalam bisnis ritel
untuk mengembangkan keunggulan bersaing:
1. Loyalitas konsumen
Loyalitas konsumen berarti kesetiaan
konsumen untuk berbelanja di lokasi ritel tertentu. Mempunyai konsumen yang
loyal adalah metode yang penting dalam mempertahankan keuntungan dari para
pesaing, jika memiliki konsumen yang loyal berarti konsumen memiliki keengganan
untuk menjadi pelanggan pada ritel-ritel pesaing.
2. Program loyalitas
Program loyalitas adalah bagian dari
keseluruhan manajemen hubungan antar konsumen, Program ini sudah umum
dijalankan dalam bisnis ritel, program loyalitas bekerja sama dengan manajemen
hubungan pelanggan/Customer Relationship Marketing (CRM) . Anggota - anggota
program loyalitas diketahui saat mereka membeli, karena mereka menggunakan
beberapa tipe kartu loyalitas, informasi pembelian disimpan dalam database yang
besar, dari dari database dapat diketahui jenis-jenis barang apa yang dibeli
oleh konsumen, dengan mengunakan cara ini pelaku ritel dapat menyesuaikan
berbagai penawaran untuk memenuhi kebutuhan konsumen yang loyal dengan
baik. Beberapa pelaku ritel yang telah mengunakan program ini seperti: Alfa
dengan AFC (Alfa Family Club), Carrefour dengan Kartu Belanja (KB)
Carrefour, Matahari dengan MMC (Matahari
Club Card), dan masih banyak contoh lainnya.
3. Lokasi
Lokasi adalah factor utama dalam pemilihan
oleh konsumen. Ini juga keunggunlan bersaing yang tidak mudah ditiru.
Contohnya: Starbucks , mereka menciptakan keberadaan pasar yang sulit untuk
disaingi; Carrefour, mereka selalu menentukan lokasi yang selalu strategis.
Pemilihan lokasi yang tepat
mempunyai keuntungan yaitu :
1. Merupakan komitmen sumber daya jangka
panjang yang dapat mengurangi fleksibilitas masa depan ritel itu sendiri.
2. Lokasi akan mempengaruhi pertumbuhan
bisnis ritel dimasa yang akan datang
area yang dipilih haruslah mampu
untuk tumbuh dari segi ekonomi sehingga dapat mempertahankan kelangsungan toko
saat awal ataupun masa yang akan datang.
Penentuan lokasi dapat dimulai
dengan memilih komunitas, keputusan ini sangat bergantung pada potensi
pertumbuhan ekonomi dan stablitas maupun persaingan serta iklim politik. selain
itu juga lokasi geografis sangat menentukan.
4. Manajemen sumber daya manusia
Ritel adalah bisnis tenaga kerja
intensif, para pegawai memiliki peranan penting dalam memberikan layanan pada
konsumen dan membangun loyalitas konsumen.
5. Sistem distribusi & informasi
Semua ritel berusaha untuk mengelola
usaha secara efisien, mereka terus
memenuhi kebutuhan konsumen, dan pada saat yang sama member konsumen
barang-barang dengan harga lebih baik dari pada pesaingnya atau memutuskan
untuk mengunakan kesempatan guna menarik perhatian konsumen dari para pesaing
denganmenawarkan jasa, barang, dan penyajian visual yang lebih baik.
6. Barang - barang yang unik
Mengembangkan merek-merek berlabel
(juga disebut merek-merek toko) yang merupakan produk-produk yang dikembangkan
dan dipasarkan oleh ritel dan hanya tersedia dari ritel tersebut.
7. Layanan konsumen
Dibutuhkan waktu dan usaha untuk
membangun sebuah tradisi dan reputasi untuk layanan konsumen, karena layanan
konsumen yang bagus merupakan asset strategis
yang sangat berharga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar